Senin, Juni 3

Masa berlalu

Harapan

Cerita ini imajinasi
Tidak enak rasanya berhalusinasi
Ingin rasanya ku utarakan
Isi hatiku padamu
Tapi lidah tak dapat terucap
Karena kau tidaklah menyambut
Hasrat hati untuk dapat bertaut

Pagi sekali sepeda itu kukayuh
Ingin mengejar bayanganmu waktu itu
Sering kuperhatikan bayanganmu saat ke sekolah
Dijalan aspal hitam yang sering kau lalui
Ingin rasanya mengejarmu
Kuharap bisa memandangmu lebih dekat
Tapi kau tambah menjauh dan jauh

Aku hanya bisa memandang dan berandai – andai
Engkau yang cantik dan pendiam
Engkau yang imut dan mengemaskan
Tersadar aku dari dari lamunan
Ketika engkau membacakan alunan ayat – ayat Allah
Ternyata engkaupun pandai mengaji, saat ada MTQ
Aku tambah mengagumimu
Saat itu engkau belumlah cukup dewasa
Tapi dirimu sudah memancarkan cahayamu
Kuberharap engkau memberikan secercah harapan padaku
Agar aku dapat berteduh didalam lubuk hatimu




Kembalilah..

Catatan – catatan kecil sudah ku goreskan
Tapi  engkau belum ada balasan
Seratus satu surat telah ku kirimkan
Pada angin, awan dan  halilintar
Agar engkau tahu dan dapat mendengar

Kugoreskan lagi lamunanku
Pada pohon dan dedaunan
Agar engkau dapat menyapaku
Serta mengingat  semua goresan
Agar dapat tertuang dalam kalbumu

Sedari dulu aku ingin  katakanan
Sedari dulu aku ingin utarakan
Sesuatu yang terpenjara dalam hati
Sesuatu yang mengharap dirimu kembali

Kau yang jauh di antah berantah
Bagaikan ditelah bumi yang lagi membisu
Sepi…Sunyi…Senyap…
Hanya tetesan embun yang ikut berucap
Pada dedaunan dan ranting kecil

Dimanakah kau kini sahabat
Yang pernah mengisi ruang kosong dalam hati
Kembalilah sahabat
Masihkah ada secercah harapan padaku
Aku yang slalu menantimu kembali..